sariful
aldiunanto.com

Keistimewaan Shalat Tarawih

shalat tarawih berjamaah

Bicara tentang Shalat Tarawih, disini akan dijelaskan sedikit mengenai keistimewaannya. Mungkin dengan adanya informasi ini, menjadikan kita semua(umat muslim) lebih bertaqwa dan senantiasa mendorong kita untuk selalu melaksanakan shalat sunah yang hanya ada satu tahun sekali yaitu pada Bulan Ramadhan.

Keistimewaan shalat Tarawih dari malam pertama hingga malam terakhir telah disebutkan dalam salah satu hadist Nabi riwayat Sayyidina Ali dalam kitab Durrat an-Nashihin karya Syeikh Utsman ibn Hasan ibn Ahmad Syakir al-Khubuwiy ar-Rumiy al-Hanafiy halaman 19:

“Diriwayatkan dari Sayidina Ali, ia berkata: “Rasulullah ditanya tentang keutamaan shalat Tarawih pada bulan Ramadhan, beliau menjawab :

  • Malam ke-1 : “Keluar seorang mu’min dari dosanya seperti ia dilahirkan oleh ibunya.”
  • Malam ke-2 : “Diampuni baginya dan kedua orangtuanya jika keduanya beriman.”
  • Malam ke-3 : “Malaikat berseru kepada makhluk yang berada di bawah Arsy: ‘Mulailah kalian beramal, Allah akan mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu.'”.
  • Malam ke-4 : “Baginya dari bagian pahala seperti membaca kitab Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.”
  • Malam ke-5 : “Allah berikan pahala seperti orang yang shalat di Masjid al-Haram, Masjid Madinah dan Masjid al-Aqsha.”
  • Malam ke-6 : “Allah berikan kepadanya pahala orang yang melakukan thawaf di Baitul Ma’mur, dan membacakan istighfar oleh setiap bebatuan dan lumpur kepadanya.”
  • Malam ke-7 : “Seakan-akan ia berjumpa dengan Nabi Musa dan dia menolongnya dalam melawan Fir’aun dan Haman.”
  • Malam ke-8 : “Allah berikan kepadanya sesuatu yang Allah berikan kepada Nabi Ibrahim.”
  • Malam ke-9 : “Seakan-akan dia menyembah Allah seperti ibadahnya Nabi.”
  • Malam ke-10 : “Allah berikan kepadanya dua kebaikan di dunia dan Akhirat.”
  • Malam ke-11 : “Dia keluar dari dunia seperti hari pada hari ia dilahirkan ibunya.”
  • Malam ke-12 : “Dia datang pada hari qiyamat sedangkan wajahnya laksana bulan di malam empat belas.”
  • Malam ke-13 : “Dia datang di hari qiyamat dalam keadaan aman dari setiap kejahatan.”
  • Malam ke-14 : “Para malaikat datang menyaksikannya bahwa dia telah melakukan shalat Tarawih, maka Allah tidak menghisabnya di hari qiyamat.”
  • Malam ke-15 : “Para malaikat dan pemikul ‘Arsy bershalawat (memohonkan ampun) untuknya.”
  • Malam ke-16 : “Allah catatkan baginya kebebasan selamat dari api neraka dan kebebasan dari masuk surga.”
  • Malam ke-17 : “Dia diberikan pahala seperti para Nabi.”
  • Malam ke-18 : “Malaikat berseru: “Wahai hamba Allah sesungguhnya Allah telah meridhoimu dan kedua orangtuamu.”
  • Malam ke-19 : “Allah angkat derajatnya pada surga Firdaus.”
  • Malam ke-20 : “Allah berikan pahala pahala orang-orang yang syahid dan para orang shalih.”
  • Malam ke-21 : “Allah bangunkan baginya rumah di surga dari cahaya.”
  • Malam ke-22 : “Dia datang pada hari qiyamat dalam keadaan aman dari segala keluh kesah dan duka cita.”
  • Malam ke-23 : “Allah bangunkan baginya sebuah kota di dalam surga.”
  • Malam ke-24 : “Dia akan memiliki doa mustajab.”
  • Malam ke-25 : “Allah angkat (jauhkan) dirinya dari adzab kubur.”
  • Malam ke-26 : “Allah angkat (berikan) baginya pahala 40 tahun.”
  • Malam ke-27 : “Dia akan lewat pada hari qiamat di atas shirath secepat kilat yang menyambar.”
  • Malam ke-28 : “Allah angkat baginya 1000 derajat di surga.”
  • Malam ke-29 : “Allah berikan pahala 1000 haji yang diterima.”
  • Malam ke-30 : “Allah berfirman: “Whai hambaKu makanlah buah-buahan Surga dan mandilah dari air Salsabil (mata air surga) dan minumlah dari telaga Kautsar. Aku Tuhanmu dan engkau adalah hambaKu.”

Tapi apakah anda tahu? Sebagian ulama memberikan komentar hadist ini sebagai hadist maudhu’ (hadist palsu). Syaikh al-Baiquniy mengatakan : “Kedustaan yang diada-adakan, yang dibuat orang atas Nabi, maka itulah yang disebut maudhu’ (palsu).”

Namun semua itu kembali lagi kepada diri kita masing-masing akan kepercayaan dari hadist ini. Kita sebagai hamba Allah yang patuh, tidak sepatutnya memperdebatkan akan kebenaran dari hadist ini, kita cukup ‘diam’ dan menjalankan ibadah puasa dan Shalat Tarawih dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan tentunya karena Allah SWT. Mudah-mudahan ibadah kita semua, terutama di bulan suci ramadhan ini dapat diterima oleh Allah SWT.

Leave a Reply

%d