Resensi Buku “Koala Kumal”
Judul | : | Koala Kumal |
Penulis | : | Raditya Dika |
Penerbit | : | GagasMedia |
Tanggal Terbit | : | 17 Januari 2015 |
Jumlah Halaman | : | 250 |
Buku ini bercerita seputar patah hati. Patah hati karena temannya udah beda pada bab Ada Jangwe di Kepalaku. Cerita patah hati terhebat dari temannya, pada bab Patah Hati Terhebat. Patah hatinya Bang Radit sendiri yang berusaha mertahanin LDR Jakarta – Adelaide yang akhirnya ceweknya menyerah, sampai ditinggal nikah pada bab Aku Ketemu Orang Lain. Patah hati sama perempuan yang sama sekali belum tahu namanya pada bab Perempuan Tanpa Nama.
Kelebihan
Menurut saya kelebihan buku ini ada pada kekuatan bercerita. Bang Radit bisa menceritakan secara runtut awal-tengah-akhir dengan apik. Kita, pembaca, akan merasa seolah berada disitu, melihat adegan demi adegan secara utuh, lengkap dengan situasi sekitar.
Masih konsisten pake rumus “komedi pakai hati,” buku ini gak hanya berisi haha-hihi, karena di akhir cerita pembaca bakalan dapet pelajaran yang dapat dipetik, sepedih apapun cerita yang baru aja kita baca. Gak usah sampai cerita abis deh, setiap akhir bab aja, coba tutup sejenak, lalu merenung, pasti kita dapat pelajaran setelah kita tertawa-tawa baca cerita.
Kekurangan
Buku ini masih ada typo sana sini dan kesalahan di beberapa bagian, sayang banget. Typo halaman 44, hanya salah penempatan huruf sih. Pada halaman 144, ada “Mbak Neni” dan “Mbak Nenin”
Ada salah cerita pada halaman 66, antara Astra dan Deska. Dia pacaran sama Deska malah putusnya sama Astra.
Pada halaman 124 ada “hayal” dan “khayal”, menurut KBBI kata “khayal”-lah yang baku, jadi terkesan tidak konsisten.
Resensi Film “SuckSeed”
Genre | : | Komedi |
Sutradara | : | Chayanop Boonprakob |
Pemeran | : |
|
Musik | : | Genie Records |
Tanggal Rilis | : | 17 Maret 2011 |
Durasi | : | 130 menit |
Produser | : |
|
Sinematografi | : | Naruphol, Chokkhanaphitak |
Negara | : | Thailand |
Bahasa | : | Thai |
Nilai
Menurut saya, nilai yang dapat kita ambil dari film ini adalah perihal pertemanan. Sebagai teman yang baik kita harus bisa menghargai perasaan teman yang lain. Tidak bersikap egois, dan harus senantiasa menyikapi setiap masalah dalam pertemanan dengan kepala dingin dan kedewasaan. Selain itu, film ini juga mengajarkan kita untuk bersikap kompetitif, pantang menyerah, dan memaksimalkan keunikan serta bakat yang dimiliki.
Kekurangan
Alur cerita yang terlalu panjang dan timing film yang juga sama-sama panjangnya. cerita-cerita tambahannya ditampilkan terlalu detail sehingga cukup mengganggu cerita utama film ini, akibatnya film berdurasi 130 menit ini terasa bertele-tele. Terlalu banyak adegan-adegan tidak penting yang seandainya dikurangi pun tidak akan mengurangi inti cerita itu sendiri.
Kelebihan
Film ini dipenuhi dengan lelucon-lelucon yang membuat tertawa sehingga tidak membuat bosan dengan durasi sepanjang itu. Dan akhir cerita yang menurut saya ‘menggantung’ justru membuat film ini menjadi menarik dan membuat para penonton ingin mengetahui kelanjutannya, membuat penonton dibiarkan berimajinasi ria.
Selain itu (terutama bagi saya) yang membuat saya tidak mengantuk dan bosan adalah memandang kecantikan dan keimutan pemeran Ern (Nattasha Nauljam). Hehehe 😀
Nih tak kasih foto Ern !! :*